Rumah Rumah Tradisonal Masyarakat Nusa Tenggara Timur
DESA TRADISIONAL KAMPUNG RUTENG FLORES NTT
Compang adalah altar batu yang biasanya
ditemukan di halaman rumah tradisional masyarakat Manggarai. Compang
adalah pusat atau inti dari upacara tradisional Penti yang merupakan
upacara tradisional yang bertujuan untuk mengucapkan terima kasih kepada
Tuhan atas panen yang melimpah. Kerbau dan sapi diikat pada compang ini
untuk kemudian dikorbankan.
Compang Ruteng terletak di pusat desa
Pu'u Ruteng di Kecamatan Golo Dukal, Manggarai, Flores,
Nusa Tenggara Timur (NTT). Batu compang dan lahan di sekitarnya itu
posisinya lebih tinggi dari rumah penduduk lokal. Sebuah pohon Beringin (Ficus
Benjamina) yang secara lokal dikenal sebagai Ruteng, dahulu tumbuh
di tengah compang tersebut. Akan tetapi, kini pohon itu sudah tidak ada
lagi dan diganti dengan pohon dadap. Di sebelah timur, terdapat dua
rumah tradisional yang menjulang tinggi dengan atap melengkung tajam.
Kupang
Kupang adalah ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT) yang juga sebagai kota utama di Timor Barat. Walaupun Kupang
merupakan kota kecil namun memiliki suasana yang sibuk dan lalu lintas
di pusat kota yang ramai namun agak semrawut seperti umumnya kota maju
lainnya di Indonesia. Kawasan pemukiman menengah kebanyakan berada di
kawasan pinggiran kota sementara kawasan perkantoran pemerintahan
berada di bagian Timur kota termasuk diantaranya kantor pariwisata yang
berada di Jl. Raya El Tari (telp 21540).
Wisatawan dapat mengunjungi Museum Nusa Tenggara Timur yang
berada di dekat kantor pariwisata. Museum ini memiliki koleksi
benda-benda seni, kerajinan dan benda-benda peninggalan sejarah yang
berasal dari berbagai daerah di NTT.
Pantai Manikin berada di Tarus Kecamatan Kupang Tengah,
sekitar 13 km dari Kota Kupang. Pantainya memiliki panorama alam, yang
indah, pasir putih dan menjadi obyek wisata pantai yang banyak
dikunjungi wisatawan untuk berenang, voli pantai dan memiliki lokasi
untuk berkemah.
Ada dua obyek
wisata pantai di Kecamatan Semau yaitu Pantai Akle dan Pantai
Otan yang berjarak 15 mil laut dari Kota Kupang. Ada juga
Pantai Pulau Kera 6 mil laut dari Kota Kupang dengan lama perjalanan 45
menit menggunakan perahu motor. Panjang pantainya 3 km dengan
keindahan taman laut, terumbu karang dan bermacam-macam ikan hias
Dikawasan pantai ini cocok untuk ditanam pohon kelapa, pohon turi dan
telah diadakan aksi penanaman 1.000 anakan pohon asam dan kayu besi,
kerjasama antar pemuda Kabupaten Kupang dan LSM OICA tahun 2001 lalu
memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Pulau Semau dan Pulau Kera
adalah dua pulau yang terlihat dari Kupang. Kedua pulau ini memiliki
kawasan pantai yang indah dengan airnya yang jernih, bagus untuk
snorkeling. Sejumlah penginapan di Kupang menyediakan paket tur bagi
wisatawan yang akan mengunjungi Pulau Semau.
Wisatawan dapat mengunjungi Baun yaitu sebuah
desa kecil yang terletak sekitar 30 km di Tenggara Kupang. Desa yang
terletak di kecamatan Amarasi di kawasan yang berbukit-bukit ini
merupakan pusat kerajinan tenun. Selain itu, di tempat ini terdapat
sejumlah bangunan peninggalan kolonial Belanda dan juga rumah raja yang
merupakan rumah bekas penguasa terakhir di wilayah ini.
Baumata adalah sebuah desa
yang terletak 16 km dari Kota Kupang atau 6 km arah Timur dari Bandara
El Tari kupang, tepatnya di Kecamatan Kupang Tengah yang
merupakan salah satu tempat rekreasi/objek wisata yang cukup dikenal
dan ramai dikunjungi orang. Daya tarik yang menonjol yang dimiliki obyek
wisata alam Baumata adalah Kolam Renangnya baik bagi orang
dewasa dan anak-anak.
Di tempat ini pula
terdapat peninggalan sejarah/situs yaitu gua alam yang cukup menarik
dengan stalaktit dan stalakmit, berjarak kurang lebih 250 meter dari
kolam renang. Masyarakat menyebutnya "Gua Jepang" yang
merupakan bekas peninggalan Tentara Jepang sebagai tempat persembunyian
selama perang dunia ke II.
Selain
menikmati pemandangan alamnya dengan udara yang sejuk, didekat kolam
renang itu juga terdapat kolam alam yang dihiasi dengan bunga teratai
sebagai tempat perlindungan beberapa habitat air tawar seperti
jenis-jenis ikan dan udang. Juga saat ini oleh pihak pengelola, kolam
tersebut telah dibudidayakan beberapa jenis ikan yang potensial untuk
dikonsumsi antara lain: ikan Bandeng, Tawes dan ikan Mas.
Hal ini membuat Baumata merupakan gabungan
yang menarik antara sumber mata air alam, kolam renang, gua Jepang
serta pepohonan dengan udaranya yang sejuk. Kegiatan yang dapat
dilakukan selain menikmati pemandangan alam dengan udara yang sejuk
adalah berkemah, kegiatan fotografi dan menikmati kebudayaan
tradisional masyarakat yaitu "Tarian Hering" yang biasa ditarikan untuk
menyambut para pembesar atau Tamu Agung.
Wilayah di sekitar Kupang memiliki sejumlah desa tradisional
yang menarik untuk dikunjungi. Pemandu wisata biasanya akan mendatangi
wisatawan untuk menawarkan jasa menemani wisatawan mengunjungi
desa-desa itu. NTT memiliki perairan dengan lokasi penyelaman yang
indah khususnya bagi wisatawan yang mempunyai hobi untuk menyelam.
Kupang adalah tempat yang bagus untuk mengatur perjalanan untuk
mendatangi lokasi penyelaman.
Terletak
sekitar 46 km di Timur Laut Kupang terdapat Taman Wisata
Camplong yang merupakan cagar alam hutan dan memiliki sejumlah
gua serta kolam renang yang airnya berasal dari sumber mata air di
wilayah ini. Dari sini dengan jarak sekitar 7 km, pengunjung dapat
mendaki Gunung Fatuleu yang ditumbuhi aneka flora pegunungan.
Obyek wisata lainnya di Kabupaten Kupang
terdiri dari obyek wisata alam, bahari, wisata budaya dan sejarah.
Wisaya alamnya seperti obyek pantai yang menyebar di beberapa
kecamatan. Wilayah di sekitar Kupang memiliki beberapa tempat menarik
untuk dikunjungi antara lain Pantai Lasiana yang terletak sekitar 10 km
dari pusat kota Kupang ke arah Timur. Kawasan pantai yang indah dengan
pasirnya berwarna putih dapat ditemui di Tablolong yang berada sekitar
27 km Barat Daya Kupang.
Pantai Air Cina di
kawasan ini merupakan salah satu lokasi yang menarik untuk dikunjungi
dengan suasana yang lebih sepi namun angkutan umum menuju ke pantai ini
lebih sedikit.
Pantai
Sulamu di Kecamatan Sulamu juga memiliki pasir putih dan
jaraknya 80 km dari Kota Kupang dan cocok pula untuk kegiatan menyelam.
Pantai Uiasa juga berada di kecamatan yang sama, berjarak 6 mil laut
dari Kota Kupang atau satu jam perjalanan dari Kupang. Mempunyai pasir
putih, taman laut yang indah (terutama terumbu karang dan ikan hias)
tempat rekreasi, mandi, berenang, berjemur dan mancing.
Pantai Barate di Kecamatan
Fatuleu, berjarak 95 km dari Kota Kupang membentang sepanjang 5 km.
Seperti halnya Manikin, di sini pengunjung juga bisa menikmati panorama
alam, pasir putih, berekreasi atau berenang dan menyelam.
Sementara Pantai Oipoli
letaknya di Kecamatan Amfoang Utara, berjarak 145 km dari Kota Kupang
dengan spesifikasi daya tarik pasir putih, batu kapal, tempat rekreasi,
mandi dan berenang. Masih di kecamatan yang sama terdapat Pantai
Naikliu yang berpasir putih dan menjadi tempat rekreasi masyarakat.
Kecamatan Kupang Barat banyak memiliki
obyek pantai antara lain Pantai Tablolong yang
berjarak 30 km dari Kota Kupang memiliki keadaan pantai yang unik dan
kerap dipakai untuk kegiatan lomba dayung serta lomba mancing
tradisional baik tingkat nasional maupun internasional. Selain menjadi
tempat rekreasi, bisa juga dipakai untuk kegiatan selancar angin.
Dibelakang obyek wisata Tablolong terdapat hutan belukar seluas 3 ha
yang dihuni oleh satwa berupa monyet dan hutan.
Dibelakang obyek ini terdapat desa budaya yaitu Suku
Panaf dengan jumlah Kepala Keluarga 18 KK, dengan bahasanya
adalah campuran bahasa Oekusi, Helong dan Rote (merupakan keunikan satu
Dusun Panaf. Tempat Suku Panaf berupa batu yang bentuknya seperti
kambing yang menjorok ke laut.
Pantai
Oesina di Lifuleo Kecamatan Kupang Barat membentang sepanjang
70 km. Selain berenang dan menyelam juga bisa untuk berkemah. Pantai
lainnya bisa dikembangkan untuk olahraga ski yaitu Pantai Batule,
sedangkan di Pantai Salupu di Desa Lifuleo Kecamatan yang sama memiliki
daya tarik hutan bakau dan satwa kelelawar.
Kupang juga dikenal dengan atraksi pacuan kuda tradisional di
Oefafi Kecamatan Kupang Timur dan dikenal pula dengan musik tradisional
yang disebut Sasando. Industri musik Sasando di
Oebelo Kecamatan Kupang Tengah yang juga menjadi sentra pembuatan
kerajinan tangan.
Pantai
Bolow di Kecamatan Sabu Timur, Pantai Raijua dan Pantai Seba di
Kecamatan Sabu Barat memiliki daya tarik pasir putih, dan cocok pula
untuk menyelam.
Potensi wisata
budayanya juga tak kalah menarik dengan adanya kuburan Raja Koroh di
Desa Teunbeun Kecamatan Amarasi yang merupakan tempat bersemayamnya
raja-raja Amarasi. Letaknya 28 km dari Kota Kupang. Yang mudah
dijangkau dengan kendaraan umum maupun pribadi. Batu Megalitik Namata
di Desa Railolo Kecamatan Sabu barat memiliki daya tarik batu-batu
megalitik, perkampungan adat dan rumah adat. Sementara di Tenihau
terdapat istana/Rumah Adat Raja Sabu.
Upacara adat mewarnai kehidupan masyarakat NTT antara lain
upacara Kolouju di Ledeunu Kecamatan Raijua sebagai ungkapan rasa
terimakasih atas hasil panen. Di desa lainnya Pahoru/Wodho Kecamatan
Sabu Barat. Juga dikenal dengan upacara adat penyambutan hasil panen
ini yang berlangsung selama satu minggu. Salah satu atraksi uniknya
adalah kegiatan mencambuk kaki dengan rotan antara kelompok atau suku
di| lapangan terbuka.
Tempat-tempat
bersejarah juga menjadi daya tarik wisata di Kabupaten kupang antara
lain yang menarik dan patut dikunjungi adalah Monumen veteran
Australia di Oesao Kecamatan Kupang Timur. Berjarak 20 km dari
Kota Kupang. Monumen ini dibangun untuk memperingati tentara-tentara
Australia yang tewas melawan tentara Jepang dalam peperangan yang
berlangsung tahun 1942 dengan menelan banyak korban.
Gua Jepang Tonhitu dan Sonliku
di Buraen Kecamatan Amarasi. berupa lubang tempat perlindungan dan
pertahanan Jepang atas serangan Angkatan Udara Australia. Gua Jepang
lainnya adalah Panafbibi di Tasikona merupakan tempat pendaratan dan
perlindungan serta pertahanan Jepang pada perang dunia ke II, bungker
pertahanan dengan ukuran 10 x 4 m dan luas kamar 2 x 2 m dengan 2 pintu
menghadap ke pantai. Gua perlindungan Jepang juga ditemukan di Daieko
Kecamatan Sabu Barat yang disebut Gua Leimadira seluas 2 km.
Gua-gua alam lainnya yang memiliki potensi
sebagai obyek wisata tersebar di beberapa tempat seperti Gua
Alam Kristal Bolok, berjarak 16 km dari Kota Kupang atau
kira-kira 1 km dari Pelabuhan Fery Bolok. Uniknya di dalam gua ini
terdapat tempat pemandian dan bisa untuk berenang bahkan menyelam bagi
orang muda yang memiliki stamina yang kuat. Di dalam gua ini terdapat
sumber mata air bersih dan stalatik.
Air Terjun Tesbatan di Kecamatan Amarasi
mempunyai lima tingkat serta berhawa dingin. Disamping tempat rekreasi,
daerah ini juga penghasil sayur-sayuran untuk kebutuhan kota Kupang.
Air terjun lainnya terdapat di kecamatan Kupang Barat yaitu air Terjun
Oenesu yang memiliki 4 tingkat.
Pulau
Manifon seluas 2.449,50 ha di nnoraen Kecarnatan Amarasi yang
berjarak 65 km dari kota Kupang mempunyai daya tarik sebagai daerah
perlindungan satwa seperti buaya, penyu sisik, rusa dan burung.
Pantainya juga memiliki panorama alam dan pasir putih.
Untuk wisata alam, banyak kegiatan yang
dapat dilakukan antara lain adalah berwisata ke Gunung Timau, di Timau
Kecamatan Amfoang Utara. Daya tarik utamanya adalah panorama alam dan
kegiatan mendaki gunung.
Berwisata ke danau juga bisa menjadi
pilihan, seperti ke Danau Nefona seluas 7 ha di Silu Kecamatan Fatuleu.
Berjarak 80 km dari kota Kupang, dapat dicapai dengan transportasi
umum dan kendaraan pribadi. Danau ini memiliki panorama alam yang
indah. Begitu pula halnya dengan Danau Tuadale seluas 10 ha.
Kupang juga memiliki sejumlah sumber mata
air seperti di pemandian Air Panas Oh'aem di Kecamatan Amfoang Selatan.
Sumber air panas belerang yang dapat menyembuhkan penyakit kulit
dengan panorama alam yang indah. DI Lokoaimada, Kecamatan Sabu Timur
juga terdapat sumber mata air dan menjadi tempat pemandian.
Hal yang sama juga dapat dilakukan di
Eimade be'ibu di Kecamatan Sabu Barat yang memiliki sumber mata air dan
tempat rekreasi untuk berenang. Sedangkan di Kecamatan Sabu Timur juga
ada tempat pemandian yaitu di Lokowadu Wae yang mudah dijangkau dengan
transportasi umum maupun pribadi.
Cagar
Alam Mutis juga menjadi potensi wisata Kupang yang memiliki luas
keseluruhan 12.000 ha. Berdasarkan wilayah Kabupaten, kawasan masuk
dalam Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Kupang dan Kabupaten
Timor Tengah Utara.
Sebagai salah satu
pusat keaneka ragaman hayati yang khas di Provinsi NTT, lokasinya
berada di atas ketinggian 1.500-2.500 diatas permukaan laut dengan suhu
rata-rata berkisar antara 12 sampai 19 merupakan daerah terdingin
diantara daerah panas di pulau Timor. Menurut cerita masyarakat, puncak
Mutis yang tingginya 2.450 diatas permukaan laut merupakan pertama
turunnya raja di pulau Timor dan Timor Timur sehingga kawasan ini
sangat diagungkan.
Kekhasan lainnya
adalah keanekaragaman hayati yang unik berupa tegakan homogen ampupu
(eucaliptus urrophylla) dan beberapa fauna khas endemik yang dilindungi.
Soe yang terletak di Timur Laut Kupang
merupakan kawasan yang berada pada ketinggian 800 m dari permukaan
laut. Pada malam hari udara di Soe cukup dingin namun panas pada siang
hari. Perjalanan darat dari Kupang ke Soe akan melalui kawasan
perbukitan yang indah dan menyenangkan.
Soe merupakan kota yang cukup berkembang di mana penduduknya
tinggal di rumah-rumah modern namun masyarakat di sekitar kota ini
masih banyak yang tinggal di rumah tradisional yang disebut lopo atau
ume kebubu dengan atapnya yang berbentuk sarang lebah, tidak memiliki
jendela dengan pintu masuk yang rendah—kurang dari satu meter. Karena
tidak memiliki jendela maKa asap dari dapur terkadang memenuhi ruangan
rumah.
Wilayah di sekitar Soe memiliki beberapa
lokasi menarik untuk dikunjungi antara lain Oinlasi yang berada sekitar
51 km dari Soe. Daya tarik Oinlasi adalah pasar traditional yang besar
yang digelar setiap hari Selasa. Pasar di tempat ini adalah yang
terbesar dan terbaik di Timur Barat.
Penduduk
yang berasal dari berbagai desa di wilayah ini berdatangan ke pasar ini
dengan mengenakan pakaian khas tradisional mereka. Di tempat ini
pedagang menjual antara lain kain tenun ikat, berbagai ukiran, topeng
dan lain-lain. Tersedia angkutan umum bus langsung dari Kupang (empat
jam).
Boti terletak sekitar 12 km dari Oinlasi
pada suatu lembah pegunungan yang agak terisolir. Perjalanan ke tempat
ini harus melalui jalan yang berliku-liku naik turun perbukitan.
Merupakan salah satu desa yang tersisa di Timor Barat di mana
masyarakatnya masih teguh menjalankan tradisi adat mereka. Karenanya
tempat ini sangat menarik bagi wisatawan manca negara untuk berkunjung.
Warga desa Boti dipimpin oleh seorang
pemimpin atau raja yang berusia lebih dari 80 tahun dan hanya dapat
berbicara dalam bahasa setempat. Masyarakat Boti tidak menerima
pengaruh agama manapun dan mereka taat menjalankan aturan adat mereka.
Penduduk di shni hanya mengenakan pakaian yang ditenun dari kapas yang
mereka tanam sendiri.
Kefamenanu
atau Kefa yang berada di Timur Laut pada jarak
sekitar 217 km dari Kupang adalah kota yang tenang dengan udaranya yang
dingin. Dari tempat ini pengunjung dapat berjalan kaki menelusuri
kawasan perbukitan yang indah di sekitar kota, Kota ini memiliki
suasana Katholik yang kuat karena memiliki sejumlah gereja dengan
bentuk bangunan yang mengesankan.
Kefa
merupakan kota dengan wilayah yang tersebar. Lokasi Pasar lama berada
beberapa kilometer di Utara terminal bis yang juga merupakan pusat kota
Kefa.
GUA KRISTAL KEINDAHAN YANG TERSEMBUNYI
Ist
PEMANDANGAN dalam gua kristal di
Bolok menggambarkan keindahan
Berita TerkMeiskarina Imaniar
Manuputty
Waktu menunjukan pukul 11 siang. Saya bersama teman-teman bergegas menuju ke tempat favorit kami. Tempat wisata yang indah yang merupakan tempat kami biasanya berekreasi di hari Sabtu ataupun Minggu.
Berpacu dengan kecepatan, kami menuju ke arah bolok, berpapasan dengan papan nama Kantor Polair Polda NTT, lalu kami mengambil jalur kanan dan menyusuri jalan kecil sejauh 200 meter dan berhenti pada satu pohon yang dikelilingi semak-semak.
Setelah menempuh jarak yang tak begitu jauh, akhirnya sampailah kami ke tempat tujuan, inilah dia Gua Kristal. Semua kendaraan diparkir di pinggir jalan, lalu kami berjalan kaki menyusuri semak belukar sejauh 100 meter dan tibalah kami di mulut Gua.
Teringat saat pertama saya berkunjung ke Gua Kristal ini. Sampai ke mulut gua masih belum terlintas apa yang ada di dalam sana. Melangkah masuk menyusuri formasi bebatuan yang terjal dengan rasa khawatir. Setibanya di dalam gua, saya terpesona dengan air yang begitu jernih seluas kolam renang di Hotel Kristal dan air yang sedang berkilau terkena pantulan sinar matahari yang menghasilkan kilau air seperti halnya kristal yang berkilauan.
Gua Kristal ini berjarak sekitar 16 kilometer dari Kota Kupang atau kira-kira satu kilometer dari Pelabuhan Bolok ini ibarat sebua keindahan yang masih tersembunyi. Belum banyak diketahui keberadaannya, bahkan oleh warga sekitar, dan hal ini dapat dimaklumi karena lokasinya yang kurang terbuka. Tidak diragukan lagi bahwa tempat ini sangat potensial sebagai obyek wisata yang bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar.
Tempat ini sangat berpotensi sebagai objek wisata alam, tetapi sayangnya masih belum terjamah perhatian dari pemerintah. Sangat menyedihkan karena tidak adanya kepedulian dari instansi Pemerintah kita dan amat disayangkan kalau kekayaan alam yang kita miliki tidak mendapat perhatian dari pemerintah.
Sudah seharusnya objek wisata ini agar diexplore (explore bukan diexploitasi).
Dan, manfaat pengeksposean obyek wisata alam ini dapat membesarkan nama kawasan Kota Kupang dan juga meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Dan, perlu diperhatikan bahwa komersialisasi itu boleh asalkan tetap menjaga dan melestarikan keaslian dan keasriannya.
Seberapa berkualitasnya obyek wisata ini tergantung stakeholder wilayah ini. Amat disayangkan jikalau kita memiliki sesuatu untuk dijual tapi belum terpikir cara untuk mengelolanya.
Jangan biarkan tempat ini dikelola oleh investor asing dan dipastikan anak cucu kita nantinya hanya bisa menumpang karena mereka langsung menanamkan investasi.
Sekarang apa salahnya jika kita sendiri yang berinvestasi di sini, toh hasilnya nanti untuk anak cucu kita dan masyarakat kita juga. (* Mahasiswa FKIP Bahasa Inggris Undana)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus